Kamis, 11 Oktober 2012

Download Gingham Check - AKB48 PV

 Download Gingham Check PV

download

Single: Gingham Check

Lyrics: Yasushi Akimoto 
Composition/Arrangement: Yuusuke Itagaki

Japanese (S-JIS / Kanji) Lyrics 歌詞

こんなに君を 好きでいるのに 僕は誤魔化してる
自転車を押して歩く 君が無邪気に笑う
海岸通り バイト先まで 焦らすね 太陽

ギンガムチェック 君が着てる
半袖シャツ マニッシュだね
愛しくて切なくて 心は格子柄だよ
ギンガムチェック 恋の模様
ブルー ホワイト ブルー どっちだろう?
気持ちを伝えるか 僕の迷いは ギンガムチェック

目の前の海 青い一色で 全てが語ってるよ
シンプルな言葉ひとつ 僕は口にできないよ
臆病だから 今の関係も 幸せってことさ

ギンガムチェック 夏が過ぎて
カーディガンは  いつから着る
この道をどこまでも 歩けるわけじゃないけど
ギンガムチェック 恋の期限
Yes No Yes するってのに
大事な君だから 次の夏まで ギンガムチェック

海がキラキラと反射してる
僕のまだらな思いは 光と影

ギンガムチェック 君が着てる
半袖シャツ マニッシュだね
愛しくて切なくて 心は格子柄だよ
ギンガムチェック 恋の模様
ブルー ホワイト ブルー どっちだろう?
気持ちを伝えるか 僕の迷いは ギンガムチェック

Hatsune Miku - Sekiranun Graffiti PV

download Hatsune Miku - Sekiranun Graffiti PV
Download

Sun-Shine





Minggu, 19 Agustus 2012

Dear Diary - Mocca

sebagai seorang swinging Friends, telat banget aku post-in lagu ini =A=
tapi, apa daya... moodnya pengin ngepost, y ane post-in aj XD
selamat berkaraoke ria~


Dear Diary - Mocca
Dear Diary,
Let me tell you about my story,
I know it's rather sad,
but that's the way I feel..

Dear DIary,
I don't if this is right or wrong,
Starting thinking of leaving him,
But I'm afraid it might hurt him..

All I want is for everything in the place,
So everyone is happy,
Is it too much ask for?
All I want is for everything in the place,
So everyone is happy,
Is that too much ask for?

Dear Diary,
Strong is not exactly the right words,
Started thinking of leaving him,
But I'm afraid it might hurt him..

All I want is for everything in the place,
So everyone is happy,
Is it too much ask for?
All I want is for everything in the place,
So everyone is happy,
Is that too much ask for?..

Dear Diary,
Strong is not exactly the right word,
I don't know what to do now,
Confusion is all over.. me...

Sabtu, 17 Maret 2012

Bye Bye ~ 7!! (Seven Oops)

Kimi to Boku Ost _ Opening
Yappari kimi dayo ne?

Honto odoroita yo

Futari yoku aruita namikidouri

Ichinen buri ni miru kare wa kami ga mijikakute

Otonabite mieta



Fuzakete bakaride

Hanashi o kikanakute

Watashi mo muki ni natte ita

Kimi ga



Otona ni naru no o matezu ni toozakete itta no wa

Watashidatta ne



Itsumo Mainasu 1 (ichido) no ame ga furu

 Kimi ga kureta namida

Sono yasashisa made wakaranakute

 Zutto kono mune o shimetsuketa



Toori o watatte

Koe o kaketai na

 Isshun omottakedo ashi o tomeru



Majimena yokogao

Kitto mou kimi no me ni

Watashi wa utsuranai kara



Itsumo

Mainasu 1 no ame ga furu

Tsumeta sugiru namida

Hagurakasu taido ni okotteta keredo

 Jitsuwa sukuwa rete itanda ne

Kaze ni notta kumo ga yukkuri to ima futatsu

Ni chigirete iku



Hitori de katte ni tsuyogatte

Watashi o kurushime teta no wa

 Kimi janaku watashi jishin datta ne

 Kimi ni deaete yokatta yo



Itsumo,  

Mainasu 1 no ame ga furu

Kiete iku namida wa

Natsu no sora no shita omoide ni kawaru

 Kami o tabanete aruki dasou

Kono namida o kitto wasurenai

Dalam Kenangan

Dalam Kenangan
_______________________________________________________________________________________________________

Sebuah Perkebunan Kopi, Kenya, 1928.

Di sebuah perkebunan kopi di tepi Pegunungan Kenya, terdengar suara Konser Klarinet Mozart yang mengalun dari sebuah gramaphone yang diputar di beranda sebuah rumah bergaya Eropa. Seorang gadis muda berwajah bundar kemerahan tampak berseri-seri, setengah berlari kecil menghampiri seorang pemuda yang sedang berbaring di sebuah kursi malas di beranda rumah itu.

“Surat untukmu, Joseph!” ujar gadis itu sambil menyodorkan sebuah amplop kepada pemuda yang ada di hadapannya. “Ini dari Richard…” sambungnya tampak bersemangat.

Joseph, pemuda itu, meraih amplop surat tadi. Diletakkannya amplop itu dengan dua telapak tangannya di atas dada. Lalu dia memejamkan mata.

“Tidak kau buka? Itu dari Richard…” lontar gadis tadi tampak sedikit heran.

Joseph masih terdiam saja. Hingga kemudian, pelan-pelan ia mulai membuka matanya lagi. Tatapan matanya kosong dan jauh.

“Richard pasti akan datang, Emily…” gumam Joseph.

Gadis itu, yang bernama Emily, dengan wajah kecut membalikkan badan dan beranjak dengan lesu tanpa berusaha memberi komentar apa-apa. Sesaat sebelum masuk ke dalam rumah, ia masih menoleh lagi dan menatap Joseph. Raut murung gadis itu tak tersembunyi dari wajahnya, ronanya yang tadi sempat berseri kini pudar. Sejenak dia menatap, setelah itu dengan sedih segera beranjak dari hadapan Joseph.

Joseph masih tetap di beranda itu, di atas kursi malasnya. Matanya menerawang, menelusur menyeberangi halaman rumah, menembus dan melewati lereng-lereng kebun kopi, sampai ke barisan perbukitan di kejauhan di bawah naungan langit sore awal bulan April. Cakrawala sore tampak melukis ornamen-ornamen cahaya dengan warna indah, kuning keemasan di atas tanah Kenya yang telah dibasahi hujan siang tadi.

Joseph, jiwanya dari dalam hati mulai bergerak naik mengarungi memori di kepalanya. Ia bergumam seorang diri.

“Richard, aku menunggu kau kembali… Aku akan menyambutmu di Mombasa, dengan pelukan bahuku yang erat dan hangat untukmu… Lalu kita akan seperti dulu lagi. Berjalan menyusuri kebun kopi, menghirup harum yang menyusupi udara bukit. Bertualang menyeberang sabana dan bukit-bukit Kenya, mendengar nyanyian Kikuyu yang menggema dari kejauhan… Lalu menuju Danau Sonachi, tempat di mana kita sering berenang…”

Joseph menggumam seorang diri. Matanya perlahan terpejam lagi.

“Atau sekedar melepas lelah di beranda ini, Richard… Minum teh di perkebunan kopi. Hahaha… Seperti biasa… Seperti dulu…”

Lalu pemuda itu mulai berhenti bergumam. Matanya tak membuka lagi. Tampaknya ia mulai tertidur.

Sementara itu gramaphone di sampingnya masih memutar rekaman Konser Klarinet Mozart. Mengalun di antara senyapnya ambang senja, di antara basahnya udara musim penghujan di tanah Kenya…

_______________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________

Danau Sonachi, Kenya, 1927.

Sinar mentari memantul dari permukaan air danau, menyelinapkan kilauan-kilauan cahaya ke atmosfer sore yang ranum. Dua orang pemuda tampak bercengkrama, menangkap indahnya nuansa sore di tepi danau itu.

“Sudah yang ke berapa Richard?”

“Sudah yang ke empat kalinya kita kemari.”

“Tapi kali ini lebih indah dibanding yang dulu bukan?”

“Aku tahu, kau selalu kagum dengan langit sore yang berwarna kuning keemasan. Tapi bagiku udara kali ini tidak begitu nyaman, Joseph. Terasa lebih dingin dari biasanya…”

Joseph tersenyum-senyum sambil menyibakkan air danau dengan tangannya. “Dulu kita kemari pada waktu musim masih panas, Richard. Sekarang memang lebih dingin!” cetus pemuda tirus bertubuh ramping itu.

Joseph mulai mengalihkan pandangannya, kini ia memandangi Richard, sahabatnya yang bertubuh tegap laksana patung ‘David’ tatahan Michelangelo.

“Kita selalu berenang bila kemari. Tapi kali ini, sepertinya kau baru saja berkata bahwa saat ini tidak baik untuk berenang!” sindir Joseph.

Richard tertawa sambil merenung-renung. “Ya, aku tidak ingin berenang. Rasanya sedang tidak nyaman. Aku merasa mudah sakit akhir-akhir ini,” ujarnya sedikit murung.

Joseph melangkah mendekat, lalu duduk di samping Richard di atas tanah yang sedikit berumput. “Kalau begitu aku juga tidak berenang!” cetusnya agak kesal.

Richard merengkuh bahu Joseph yang ada di sampingnya, melekatkannya ke tubuhnya. Tangannya merayap dan mengusap rambut Joseph yang pirang. Mereka berdua terdiam, menatap danau.

“Kenapa kau baru bilang kalau kau sedang tidak enak badan? Kita tak perlu kemari bila kau sedang tak sehat?” tanya Joseph memecah kesenyapan.

“Aku ingin menikmati waktu kita, selagi aku masih di sini…” jawab Richard pelan. “Aku sudah mengatakannya padamu, berulang kali…”

“Tak usah kau katakan lagi!” potong Joseph dengan nada yang berubah dingin.

Richard mendesah, menyiratkan beban berat di dalam batinnya. “Tolong mengertilah, Joseph, aku harus pergi. Aku harus kembali ke Inggris…”

Joseph menghela nafas dalam-dalam. “Apa kau harus?” cetusnya lirih.

“Aku di sini bersama keluargaku, selama ayahku menjalani masa jabatannya di sini. Sekarang saatnya kami harus pulang ke Inggris. Aku tak punya pilihan lain. Aku ingin kau bisa mengerti keadaan ini!” jelas Richard.

Joseph menatap Richard lekat-lekat. “Dan kau tak akan kembali lagi ke Kenya?!” cecarnya.

Mata mereka bertemu dalam sorot gundah yang sama…

“Aku tak tahu, Joseph. Aku tak punya tempat tinggal lagi di Kenya…”

“Kau bisa tinggal di rumahku, Richard! Aku bisa menjelaskannya pada keluargaku, mereka akan menerimamu!” sergah Joseph berusaha keras membujuk Richard.

“Alasan apa yang akan kau jelaskan pada keluargamu? Lihatlah dunia ini dengan nyata, Joseph! Hanya perempuan yang tinggal selamanya di samping pria dengan alasan cinta. Dan hanya kepada perempuan, seorang pria akan mengucapkan janjinya di depan altar… Begitu pula sebaliknya! Aku ragu kalau kita punya alasan untuk tetap bersama… Apalagi untuk selamanya, itu tidak mungkin! Bagaimana pun, meski dengan berat hati, kita harus mengakhirinya…” desah Richard terbata-bata.

Joseph tertunduk muram. “Lalu apa yang kau cari di tempat ini, bersama orang yang bagaimana pun akan kau tinggalkan dan kau lupakan ini?!” ucapnya lirih dan getir.

Richard merengkuh Joseph lebih erat.

“Aku ingin menikmati apa yang masih tersisa dari waktu yang kita miliki… Dan… meski kita harus mengakhirinya, bagaimana mungkin aku akan melupakanmu…?” bisik Richard sedih.

Keduanya kini terdiam, duduk terpaku di hadapan danau yang makin kelam. Mentari semakin tenggelam di barat, cahaya langit pun kian redup. Hari-hari itu, kebersamaan terakhir mereka di Kenya, menjadi hal terberat yang menggelayuti hati mereka. Sisa waktu sebelum menyongsong perpisahan mereka.

Perlahan Joseph melepaskan dekapan Richard di tubuhnya, bangkit berdiri.

“Semakin dingin. Hari sudah gelap…” desah Joseph sambil beranjak, melangkah pelan menuju villa kecil yang tidak jauh dari tepi danau itu.

Tapi sesaat kemudian Richard segera menyusul dan meraih lengan Joseph, dan menariknya hingga Joseph terpaut dalam pelukan eratnya. Bibir keduanya bertemu. Batin mereka bergemuruh. Emosi mereka menggoncang. Gundah mereka beradu, meluapkan hasrat mereka yang terdalam…

“Andai aku bisa… aku tak ingin meninggalkanmu…!” bisik Richard, erat mendekap Joseph dalam pelukannya.

Dan sekali lagi senja di danau itu menjadi saksi, saksi yang tak akan mengatakan kepada siapapun selain membiarkannya menjadi satu memori dari sepasang anak manusia. Memori tentang perasaan yang mereka rahasiakan dari siapapun…

_______________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________________________

London, Inggris, akhir tahun 1940.

“Apa itu, Ibu?” seorang anak laki-laki berumur delapan tahun bertanya kepada ibunya.

“Paket pos, Sayang. Tapi Ibu belum tahu isinya,” jawab si ibu sambil tersenyum hangat.

“Apakah kado Natal? Aku boleh lihat?” tanya anak itu lagi.

“Biar Ibu membukanya dulu. Kau makanlah, di dapur Bibi Lidia membuatkan pai apel kesukaanmu!” bujuk si ibu.

Anak laki-laki itu membalas dengan senyum lebar, sambil bergegas menuju ke dapur dengan penuh semangat. Sedangkan si ibu, sambil menenteng sebuah bungkusan kotak di tangannya segera beranjak menuju ke ruangan yang lain.

Dia, seorang perempuan berusia tigapuluh tahun. Namun wajahnya masih terlihat remaja, dengan rona-rona merah di pipinya. Rambut pirangnya digelung sedemikian rupa. Dengan gaun tebal musim dingin, ia melangkah ringan dengan keanggunannya ke sebuah ruangan di lantai dua.

Di sebuah ruang baca, perempuan itu mengambil kursi untuk duduk. Ia mengamati bungkusan yang diterimanya dari petugas pos siang itu. Ia mengernyitkan kening ketika meneliti identitas pengirim yang sama sekali tidak dikenalnya. Lalu ia mulai membuka sampul paket kiriman itu.

Didapatinya sebuah kotak cover piringan hitam bertulisan besar ‘Mozart’. Ia juga mendapati sebuah amplop surat di dalamnya. Dengan penasaran dibukanya pula amplop itu. Sebuah lembar surat ia bentangkan, lalu ia segera serius membacanya.

“Kepada Richard, kawan lama yang kurindukan.

Richard, bagaimana kabarmu? Aku berharap semua baik-baik saja denganmu. Aku minta maaf karena tak ada balasan dari surat-suratmu sebelumnya. Setelah bertahun-tahun kau berhenti mengirim surat, kini aku membalasmu, untuk mengabarkan beberapa hal yang sangat perlu untuk kau ketahui.

Sesungguhnya aku hampir tak punya keyakinan untuk menulis surat ini padamu, karena aku ragu dengan alamatmu yang sebenarnya di Inggris. Sampai akhirnya secara kebetulan aku bertemu dengan Tuan Mallaby di Nairobi, teman ayahmu, yang menurut pengakuannya pernah mengunjungimu di London sekitar setahun yang lalu. Dia tak banyak bercerita tentang dirimu, dia hanya memberiku alamatmu dan menceritakan secara singkat bahwa kau telah menikah dan berputra.

Seandainya aku bisa membuka suratmu sejak awal, aku pasti akan tahu lebih awal soal pernikahanmu sebagaimana pernah kau kabarkan melalui surat terakhirmu. Dan tentunya aku tak akan terlambat memberimu ucapan selamat. Sayang sekali, aku baru bisa membuka surat-suratmu beberapa minggu lalu.

Aku telah meneliti surat-suratmu pada Joseph. Surat terakhirmu sudah sembilan tahun yang lalu kau kirim. Sejak itu kau tak pernah mengirim surat lagi. Dan aku sungguh dengan menyesal harus mengatakan padamu, bahwa Joseph tak pernah membuka surat-surat darimu itu. Dia hanya menyimpannya di dalam laci, tanpa pernah membacanya. Itulah sebabnya tak pernah ada balasan untuk surat-suratmu.

Kau perlu tahu Richard. Setelah kau tak lagi tinggal di Kenya, Joseph banyak berubah. Dia tak lagi periang. Dia hanya melamun seharian. Sepertinya dia terlalu kehilangan seseorang yang sungguh berarti baginya.

Sejak kau pulang ke Inggris, Joseph seolah-olah tak menganggapmu sudah pergi. Bahkan beberapa tahun terakhir, ia terlalu aneh bagi kami semua. Aku sendiri tak pernah berhenti cemas bila melihatnya berlaku seolah-olah kau masih ada di dekatnya. Dia sering bicara sendiri, kadang seperti sedang bicara denganmu. Dan kami tak bisa menghentikannya. Dia terlihat begitu rapuh.

Kau dekat dengan Joseph, tapi aku dan orang lain tak pernah cukup dekat denganmu. Aku sendiri tahu keakraban kalian, meskipun aku tak dapat mengerti bagaimana itu bisa terjadi. Aku mengerti Joseph ternyata sangat membutuhkanmu, meski aku masih sulit untuk mempercayai alasannya.

Kami tak tahu bagaimana mengatasi masalahnya. Kami tak mungkin membiarkan Joseph untuk menyusulmu ke Inggris dengan keadaannya yang payah. Apalagi sejak perang pertama dulu kami sudah tak punya apa-apa lagi di Inggris. Milik kami sekarang hanyalah tanah perkebunan di Kenya. Dan kami juga tak mungkin memintamu kembali ke Kenya bukan?

Ya, selama ini kami memang tak menceritakan soal Joseph pada siapapun, termasuk kepadamu. Harus kami akui, hal ini terasa seperti aib bagi keluarga kami. Tapi sekarang, aku pribadi memutuskan untuk memberitahumu karena aku sadar, kau adalah bagian dari penderitaan Joseph. Dan penderitaannya itu, sekarang sudah berakhir.

Richard, Joseph sudah meninggal, 20 April lalu. Dia pergi ke Danau Sonachi untuk berenang. Dia pulang dalam keadaan terserang malaria. Seharusnya bisa tertolong. Tapi dia sepertinya tak cukup bersemangat untuk tetap hidup. Kami semua kehilangan dia. Dan aku ingin kau tahu, mengingat dia sangat dekat denganmu, namamu disebutnya beberapa kali pada detik-detik terakhirnya.

Kami menganggap penderitaan batin Joseph telah berakhir. Kami menerimanya sebisa mungkin. Sejak meninggalnya, aku baru bisa membuka surat-suratmu yang disimpannya di laci dalam kamarnya. Aku sudah membaca semuanya, dan akhirnya aku mengerti bagaimana kau sudah berusaha membuatnya untuk menerima kenyataan. Tapi, rupanya adikku itu sudah telanjur hidup di dunianya sendiri, halusinasi dimana kau masih bersamanya. Aku rasa, itulah sebabnya dia tak pernah mau membuka surat-suratmu, karena dengan membuka dan membacanya berarti melihat kenyataan bahwa kau sudah pergi darinya.

Aku tak ingin menyalahkan siapapun, Richard. Aku hanya ingin kau tahu apa yang telah terjadi pada orang yang pernah dekat denganmu, orang yang tak pernah menerima kepergianmu.

Aku juga mengirimkan piringan hitam milik Joseph ini. Seingatku, dulu itu adalah pemberianmu juga. Sekarang, aku ingin kau menyimpannya kembali. Kau lebih paham tentangnya daripada kami semua.

Maaf bila aku sudah merepotkanmu dengan apapun yang kusampaikan padamu. Sampaikan salamku pada istrimu, Joyce. Dan juga putramu, aku tak tahu namanya. Semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia. Terima kasih.

Salam dariku,

Emily Balley”


Perempuan itu melipat kembali kertas surat yang telah selesai dibacanya. Tangannya gemetar. Ia termenung di kursi di ruang baca itu, beberapa menit lamanya. Matanya nanar menatap sebuah potret besar yang terbingkai di dinding. Suatu pergumulan batin terpancar dari raut muramnya.

Perlahan kemudian ia bangkit, menghampiri potret besar itu. Ia diam menatap. Di samping potret itu, terbingkai juga sebuah piagam kecil dengan sebuah medali. Ia menyentuhkan jarinya menelusur tulisan-tulisan di piagam itu. Matanya tampak mulai berkaca-kaca membaca tulisan di piagam itu.

“Medali Penghormatan Richard Winston Bradbury, Prajurit Inggris Raya, Gugur sebagai Pahlawan di Kota London, 7 September 1940″

Perempuan itu mulai menggumam dengan suara lirih gemetar.

“Richard, Aku tak tahu seandainya ada masa lalu yang tak pernah kau ceritakan. Tapi bagiku kau seorang suami yang akan selalu kucintai. Kau adalah ayah yang akan dibanggakan oleh anakmu… Aku tak peduli masa lalu apa yang tak pernah aku tahu…”

Perempuan itu akhirnya tak bisa menahan air matanya. Terisak di depan potret besar suaminya.

“Ibu, aku mencari piringan hitam ayah,” tiba-tiba anak laki-laki perempuan itu masuk dan memecahkan keheningan dengan pertanyaannya.

Perempuan itu segera mengusap matanya yang basah. Dengan agak gugup ia menjawab anaknya. “Ada di laci meja ruang depan, Sayang…”

“Sepertinya itu milik ayah?” tanya anak itu tanpa memperhatikan wajah sembab ibunya, menghampiri kotak cover piringan hitam di atas meja baca.

“Bukan itu, Sayang. Itu milik kawan Ibu. Kamu putar yang milik ayah saja, ambillah di depan…” cegah perempuan itu pada anaknya.

Si anak cemberut. Dia masih tak sempat menyadari wajah ibunya yang berusaha menyembunyikan sisa-sisa air matanya. Ia lalu beranjak hendak keluar dari ruangan itu.

“Joseph…” tiba-tiba perempuan itu memanggil anaknya.

Si anak menoleh. “Ya, Ibu?”

Perempuan itu memandangi wajah putranya yang mungil dan tampan itu. Lalu ia mulai tersenyum lagi. “Putarlah lagu kesayangan ayah…” ujarnya lembut.

Si anak tersenyum lebar. “Lagu kesukaan ayah, kesukaanku juga!” jawabnya sambil beranjak pergi dengan bersemangat.

Perempuan itu kembali seorang diri di ruang itu. Dia lalu kembali duduk di kursinya tadi, dan kembali menatap potret besar suaminya. Wajah muramnya kembali terpancar haru.

“Joseph, itu nama yang kau berikan untuk anak kita. Kau juga menyebutnya saat kami menemani saat-saat terakhirmu di rumah sakit London. Kau mengigau nama itu… Berulang kali…” gumam perempuan itu lirih. “Siapa yang sebenarnya kau panggil, Richard…?”

Samar-samar mulai terdengar alunan suara dari gramaphone, rekaman Konser Klarinet Mozart. Alunan melodi mulai menjamah udara, menelusuri ruangan-ruangan di dalam rumah itu. Perempuan itu mengatupkan telapak tangan ke wajahnya. Tubuhnya tergoncang, suaranya gemetar.

“Aku mencintaimu Richard…”

this story is taken from
 http://ceritasolitude.wordpress.com/cerpen-lama-dalam-kenangan/

Selasa, 03 Januari 2012

"Tsukumo-gami" Si Hantu dari Jepang


Jepang emang kaya akan teknologi and inovasi. Hampir tiap taon, selalu aja ada inovasi anyar yang makin mempermudah idup manusia, jadi kagak usah heran kalo dalam waktu singkat evolusi besar-besaran terjadi pada alat kehidupan sehari-hari. Perabotan dan peralatan yang awalnya didesain sederhana , sekarang justru hadir dengan keunggulannya masing-masing. Jadi gak aneh kalo benda-benda yang dulu pernah dipake dalam waktu lama ujung-ujungnya malah dianggep jadul or kuno. Nggak sedikit orang-orang yang tetep naro barang-barang lawasnya di rumah, walopun gak kepake lagi. akhirnya lama kelamaan tuh barang mulai kotor, berdebu, rusak dan akhirnya jadi rongsokan yang gak berguna.

Masyarakat jepang percaya, kalo benda-benda itu didiemin gitu aja tanpa pernah dipake (atau minimal dirawat lah…) lagi bakalan jadi medium empuk mahluk halus buat bersemayam didalemnya. Mahluk halus yang ngerasukin benda itu, biasanya yang punya “kesamaan nasib” ama benda-benda itu sendiri. misalnya terbuang, dilupain dan gak dipeduliin lagi. mungkin mahluk halus ini beranggapan kalo benda yang udah dipake lama ama, berarti telah mengabdi juga ama pemiliknya. Dan kalo dibuang gitu aja tanpa perlakuan layak, maka otomatis mereka bakal “sewot” atawa “marah”. Kondisi kayak gini yang ngebuat mahluk halus jadi betah tinggal didalemnya. Dan kalo ini akhirnya kejadian, benda-benda itu berubah menjadi youkai (dedemit) yang disebut Tsukumo-gami.





Dalam kepercayaan agama Shinto, segala hal yang ada di muka bumi ini, mau yang idup ataupun yang mati, sama-sama punya potensi jadi tempat bersemayam lelembut. Dengan kata laen benda apapun bisa jadi Tsukumo-gami. Mulai dari alat musik kuno, lampion, pakean, patung, payung, mesin ketik ampe maenan anak, semuanya punya potensi buat jadi Tsukumo-gami kalo gak pernah digunain. Tapi itu belom seberapa, lebih parah lagi kalo yang jadi Tsukumo-gami itu senapan, pisau, kampak, dan alat-alat berbahaya laennya. Keberadaan Tsukumo-gami sendiri bener-bener ngeganggu. Mereka hobi banget bikin keributan-keributan atau nggak ngejailin dengan tujuan nyari perhatian. Tsukumo-gami bakal meluapkan perasaan terlantarnya pada sang majikan supaya diperhatiin lagi.
Hantu payung kara-kasa adalah salah satu jenis Tsukumo-gami yang paling beken. Pada masa Heian, konon pernah terjadi Hyakki Yagyo (pawai/parade mahluk halus pas malem hari), dimana sejumlah benda berhantu melakukan Long March (cailah…gaya banget) di penjuru Heiankyo (sekarang dikenal dengan nama Kyoto), dan sempet ngelakuin aksi terror di berbagai tempat termasuk pusat pemerintahan Jepang yang waktu itu berpusat di Kyoto. Dan menurut legenda , benda ini kemudian ilang memasuki rerimbunan hutan di pegunungan. Dikabarkan mereka membentuk komunitas yang damai di sana, tanpa embargo, tanpa pemadaman bergilir, dan tanpa rasa khawatir akan ledakan tabung elpiji ukuran 3kg. (iyah, emang gak nyambung.)
Jalanan yang dulu dijadiin tempat pawai lelembut ini sampe sekarang masih ada di Kyoto, namanya Ichijo-dori. Dulu jalan ini gak cuma dijadiin jalur transportasi umum doang, tapi juga sekaligus menjadi garis tapal batas antara kaum perkotaan dan perkampungan kumuh. Dan sekarang di sekitar situ juga ada kuil yang dikhususin buat nyimpen jarum, kacamata, dan benda laennya yang pernah dianggap berjasa membantu manusia. Soalnya, berdasarkan kepercayaan animisme keagamaan Jepang, itu kuil sengaja dibikin khusus buat ngehargain seklaigus ngehormatin benda-benda keramat tersebut.









Bisa keroyokan atau nggak sendiri-sendiri, caranya bisa dengan ngehasilin bunyi-bunyian gaduh (kalo tuh benda bisa ngeluarin bunyi), menari, jejeritan, ketawa-ketawa gak jelas, atau apapun yang pokoknya bisa bikin orang merinding. Mereka yakin hanya dengan nampakin diri, manusia udah cukup buat dibikin lari pontang-panting gak karuan. Namun yang perlu diwaspadain kalo Tsukumo-gami udah ngumpulin sesamanya trus ngelakuin Long march kayak yang udah kejadian di Kyoto, bisa jadi mereka emang pengen ngelampiasin perasaan marah n’ kecewanya ampe kudu ngumpulin “pengikut” sebanyak mungkin (belakangan cara ini diikutin ama pejabat kita kalo lagi masa pemilihan…).
Kalo agan percaya ama mitos ini, cara terampuh buat ngelindungin diri adalah dengan cara terus ngerawat barang kepunyaan sebaik mungkin. Mungkin agan-agan sekalian pernah punya Mp3 atau Walkman kesayangan yang dulunya pernah jadi barang ngetrend tapi sekarang udah ketinggalan jaman ampe dibiarin kagak dirawat. Walopun begitu, tolong tetep dijaga dan dirawat dengan baik, karena barang yang udah ditelantarin tapi masih disimpen di rumah bisa jadi tempat yang nyaman bagi para lelembut untuk kemudian menyulapnya menjadi Tsukumo-gami.








Ningyo-Kuyo. Upacara khusus buat boneka. Di upacara ini, masyarakat Jepang akan datang rame-rame ke kuil sambil ngebawa Boneka atau maenan figure sejenis yang udah disimpen bertaon-taon lamanya buat kemudian dibakar. Tapi gak sembarang dibakar lho, cara ngebakarnya kudu pake ritual keagamaan khusus. Gunanya, supaya tuh boneka gak bakal dijadiin tempat bersemayam mahluk halus dikemudian hari. Ampe sekarang upacara yang satu ini masih eksis lho di Jepang.

Macam-macam Tsukumo-gami :
-Bakezori : Sendal Jerami
-Karakasa : Payung
-Chochinobake : Lentera/lampion
-Ittan-momen : Kain Katun
-Biwa Yanagi : biwa [Kecapi Yang Berasal Dari jepang]
-Furu-utsubo: Guci Tua
-Shirouneri : kelambu nyamuk yang dibuang atau kain berdebu.
- Jotai: kain tersampir dari layar lipat
- Morinji no okama : Teko Teh
- Ungaikyou: Cermin
-Kyourinrin: Gulungan dan Kertas
- Zorigami: Jam Dinding Tua
- Ichiren-Bozu : Semacam Tasbih atau alat berdoa’a
- Yamaoroshi : Saringan atau parut
- Abumi-guchi: sanggurdi

Yokai Train, Kereta Hantu Terkenal Dari Jepang

Kereta Api Yokai merupakan daya tarik yang cukup menyerakan saat musim panas di Kyoto, Jepang. Salah satu kereta api listrik ditumpangi oleh monster menakutkan yang mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak yang sedang liburan bersama keluarga mereka.
Jika kamu sedang mencari cara untuk menakut-nakuti anak-anak yang nakal dan sampai mereka menyerah, kereta listrik rakasa Kyoto, menjadi pilihan untuk sebuah atraksi mengerikan di mana yokai (monster Jepang) menjadi nyata.
Untuk anak-anak setidaknya, karena orang dewasa akan tahu hanya aktor yang berperan sebagai hantu-hantu memakai kimono putih dan topeng menakutkan. even ini diperkenalkan oleh perusahaan Railroad Listrik Keifuku, pada tahun 2007, dan begitu populer sehingga menjadi tradisi tahunan yang ditunggu-tunggu.
Bagian luar kereta dicat dengan gambar-gambar monster tradisional Jepang, sementara interior dilengkapi dengan lampu biru yang cukup menyeramkan dan potongan tangan manusia tergantung dari langit-langit. dari speaker stasiun, terdengar suara-suara seram , saat monster dan hantu dibiarkan memasuki kereta. Beberapa mengenakan kimono putih,topeng putih dan mahkota segitiga putih (yang berarti mereka sudah mati), sementara yang lain memakai topeng menyeramkan dan kain robek. Beberapa anak yang lebih tua bereaksi cukup baik untuk yokai, tetapi yang lebih muda menangis dan menjerit, sementara ibu mereka dan orang-orang dewasa lain tersenyum melihat anak-anak mereka dikerjai. Kedengarannya agak kejam, tetapi saat di stasiun terakhir dari tur kebanyakan anak-anak mulai bisa berteman dengan monster dan hantu-hantu made in japan ini
Kereta Yokai, seperti sebuah perjalanan kereta api dengan tema yang unik, diperkenalkan untuk merevitalisasi daerah perkotaan , tetapi ada orang yang mengatakan itu hanya cara untuk menakut-nakuti anak-anak agar mereka dapat merasakan dingin di malam-malam musim panas. Jika kamu di Kyoto bulan Agustus ini dan ingin naik pada Kereta Yokai, kamu harus tahu kereta hantu ini hanya akan dioperasikan sampai 28 Agustus, pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu malam....khukhukhu

Senin, 02 Januari 2012

Psikotest dari Jepang…. you’ll be surprised

Pertama-tama siapkan bolpen dan kertas.
Waktu memilih nama, anda harus memilih orang
yang anda kenal. Jangan terlalu banyak mikir,
tulislah apa yang ada di kepala anda.

INGAT : Maju satu paragraf per paragraf…
Kalau anda membaca kelanjutannya, Permohonan
anda tidak akan terkabul.

1.. Pertama-tama tulis angka 1 sampai sebelas dikertas anda secaravertikal(atas ke bawah)

2.. Tulis angka yang paling kamu senang (antara 1-11) disebelah angka No.1 dan 2

3.. Tulis 2 nama orang (lawan jenis) yang kamu
kenal, masing-masing di No.3 dan No.7

4.. Tulis 3 nama orang yang kamu kenal di No.4, 5,
dan 6. Disini kamu boleh menulis nama orang di
keluarga, teman, kenalan. Siapapun OK. Cumaharus yang kamu kenal

5.. Di no.8, 9, 10 dan 11 kamu tulis nama judul
lagu yang berbeda-beda

6.. Terakhir, tulis kamu punya permohonan.
(Kamu minta permohonan )

Sudah???…… kalau sudah semua, coba lihat dibawah hasilnya


DAN HASILNYA ADALAH …. :

1.. Anda harus memberitahu ke orang yang anda
tulis di No. 7 tentang psi kotest ini.

2.. Orang yang anda tulis di No.3 adalah orang
yang kamu cintai.

3.. Orang yang anda tulis di No.7 adalah orang
yang kamu suka, tetapi bertepuk sebelah tangan.

4.. Orang yang anda tulis di No.4 adalah orang
yang anda rasa paling penting bagi anda.

5.. Orang yang anda tulis di No.5 adalah orang
yang paling mengerti tentang anda.

6.. Orang yang anda tulis di No. 6 adalah orang
yang membawa keberuntungan pada anda.

7.. Lagu yang anda tulis di no. 8 adalah lagu yang
ditujukan untuk orang No.3

8.. Lagu yang anda tulis di no.9 adalah lagu yang
ditujukan untuk orangNo.7

9.. Lagu yang anda tulis di no.10 adalah lagu yang
melukiskan apa yang ada di hati anda.

10.. Terakhir, lagu yang anda tulis di No.11 adalah
agu yang melukiskan hidup anda.

BAGAIMANA APAKAH CUKUP JITU ??????

Ichigo - Ichigo Gari

Nih....Salah satu Buah Favorite
habis merah kayak darah sih ^u^
khukhukhu
g usah banyak cingcong lagi, Lanjut...
Apa itu ichigo gari? Ichigo gari bisa diartikan bebas, memetik/mencari buah strawberry. Yang uniknya adalah kita bisa memetik dan memakannya langsung di kebunnya sekenyangnya. Ya, sebanyak yang bisa kita makan dengan sekali bayar pas masuk saja, dengan catatan nggak boleh bungkus terus dibawa pulang :) . Kisarannya biasanya seorang bayar antar 1500 sampai 2000 yen, biasanya tergantung dari jenis strawberry-nya. Anak yang belum sekolah gratis. Saya sendiri paling kuat hanya bisa makan sekitar 40-50 butir sekali datang. Masih kalah oleh para oba-chan tachi (umur sktr 50-60 taunan) yang bisa menghabiskan sekitar 75 butir sekali datang.
Sebetulnya kita juga bisa dapetin yang namanya strawberry ini di supermarket2 atau kombini. Tapi orang waza-waza (menyengajakan) datang ke tempat ichigo gari ini karena memang mencari suasananya. Sambil menikmati segarnya strawberry dan susu kental, juga bisa menikmati alam beserta pemandangannya.

Ice Cream2 Aneh di Jepang

Berhubung diri ini penggemar Ice Cream....
oleh karena itu, ane posting nih info :

8 Ice Cream Aneh Di Jepang
1. Ice Cream Rasa “Kaktus” (Saboten Aisu)


Rasa dari ice cream rasa kaktus ini katanya sangat lezat dan begitu lembut dilidah. Selain itu ice cream rasa kaktus ini mempunyai khasiat yang baik bagi kesehatan.

2. Ice Cream Rasa “Sayap Ayam” (Nagoya Tebasaki)

Ice Cream ini berasal dari daerah Nagoya di Jepang. Nagoya memang sangat terkenal dengan peternakan ayam, makanya ice cream ini ada untuk promosi wisata kuliner yang ada di Nagoya.


3. Ice Cream Rasa “Kepiting” (Kani Aisu)

Ice cream ini berasal dari daerah Hokkaido di Jepang. Hokkaido terkenal dengan hasil lautnya. Dan yang sangat terkenal hasil lautnya tentu saja kepiting.


4. Ice Cream Rasa “Belut” (Unagi Aisu)


Belut merupakan sajian istimewa yang hanya ada pada musim panas di Jepang. Oleh karena itu perusahaan Ice Cream Jepang, Futaba, memproduksi Ice Cream rasa belut.

5. Ice Cream Rasa “Ikan” (Sanma Aisu)


Orang jepang terkenal sebagai masyarakat yang gemar mengkonsumsi ikan. Oleh karena itu diciptakan Ice Cream rasa Ikan.

6. Ice Cream Rasa “Gurita” (Taco Aisu)

Ini dia setelah ikan, ada ice cream rasa Gurita. Masyarakat jepang sendiri memang gemar mengkonsumsi Gurita, terutama tentakel kakinya.

7. Ice Cream Rasa “Udang” (Sakura Ebi Aisu)


Sepertinya emang rasa Ice Cream Jepang kebanyakan rasa hewan laut. Setelah Ikan, Gurita sekarang sampai Ice Cream Rasa Udang. Mereka benar-benar seafood lover.


8. Ice Cream Rasa “Sambal Jepang” (Wasabi).


Ini dia rasa ice cream paling aneh dan juga ekstrim. Kalau rasa ice cream yang lain manis, kali ini malah rasa sambal jepang atau disebut dengan Wasabi. Wasabi adalah sambal ala Jepang dan sangat terkenal pedas.

Anime Terpendek yang pernah di buat !!

Cencoroll

Cencoroll adalah sebuah episode anime pendek yang ditulis, dirancang, disutradarai, dan dianimasikan nyaris seorang diri(!) oleh manga-ka Atsuya Uki. Dirilis pada tahun 2009 dan diproduseri oleh Anime Innovation Tokyo dan Aniplex, episode berdurasi 30 menit ini mendapat sambutan sangat baik oleh nyaris semua orang yang menontonnya.
Aku ga akan banyak cerita, mengingat memang tak banyak yang bisa diceritakan. Tapi garis besar ceritanya adalah soal seorang remaja SMA bernama Tetsu, yang memiliki suatu makhluk peliharaan ajaib bernama Cenco, yang suatu hari kepergok rahasia kepemilikannya oleh seorang gadis bernama Yuki, teman sekolahnya yang bersifat ingin tahu, dan lalu serangkaian hal terjadi dan all hell breaks loose. Aku enggak mau spoiler, jadi aku cuma bakal bilang bahwa perkembangan ceritanya lumayan mengangkat alis. Beberapa bagian sengaja dibiarkan agak enggak jelas, tapi konsep dan eksekusi ceritanya luar biasa menarik. Tak cocok dengan semua orang, tapi sekali lagi, hasil akhirnya luar biasa menarik.
Ceritanya diangkat dari sebuah one-shot bernama Amon Game yang pernah Uki-sensei buat, yang kemudian memenangkan Grand Prix Award di majalah Afternoon Shiki terbitan Kodansha. Aku enggak tahu gimana jelasnya, tapi pada tahun 2006, Anime Innovation Tokyo memulai inisiatif untuk mensponsori animator-animator independen, dan Cencoroll terpilih menjadi proyek pertama mereka.
Dari segi teknis, anime ini terlihat kebagusannya terlepas dari segala keterbatasannya. Terlihat jelas bagaimana sebagian besar frame-nya dibuat menggunakan hasil editan foto. Lalu dari segi audio, ambience lebih banyak diandalkan, meski band Supercell menyumbang ‘Love & Roll’ sebagai lagu penutup (yang bagi yang mau tahu, dirilis satu album dengan ‘Kimi no Shiranai Monogatari’ yang menjadi lagu tema seri anime Bakemonogatari). Tapi sekali lagi kubilang, eksekusinya benar-benar bagus. Ditambah lagi keterlibatan Hiro Shimono dan Kana Hanazawa sebagai pengisi suara dua tokoh utama.
Telat bgt dapet info anime ini >x<
mau tau animenya noh......